KASIH THALITA NDUN

Dasar TJKT - Teknologi Microwave Link Teknik Jaringan Komputer dan 


Di dalam Materi Dasar Teknik Jaringan Komputer dan Jaringan terdapat materi yang membahas mengenai Perkembangan Teknologi. Berikut ini adalah Materi Dasar TJKT pada Perkembangan Teknologi dengan judul Perkembangan Teknologi Microwave Link Pada Teknik Komputer dan Telekomunikasi atau (TJKT)

Daftar Isi :

  • Mengenal Microwave Link
  • Komponen Microwave Link
  • Saluran Pada Microwave Link
  • Definisi dan Singkatan

1. Mengenal Microwave Link

Jika kita jalan-jalan dan melihat tower Base Transceiver Station (BTS) dan terdapat seperti Gendang itu bisa disebut dengan, Microwave Link.

Microwave Link merupakan sistem komunikasi yang menggunakan gelombang radio dalam berkomunikasi. Rentang frekekuensi gelombang mikro digunakan untuk mengirimkan informasi antara dua lokasi. Microwave Link banyak digunakan di dalam industri. Seperti dalam penyiaran menggunakan tautan gelombang mikro untuk mengirim informasi atau program dari studio ke lokasi pemancar yang bisa jadi jarak nya ber mil - mil.

Selain itu dengan teknologi ini penyedia layanan internet nirkabel menggunakan tautan gelombang mikro untuk menyediakan akses internet dengan kecepatan tinggi tanpa menggunakan koneksi kabel. Perusahaan telepon juga menggunakan untuk mentransmisikan panggilan antara pusat switching melalui tautan gelombang mikro.

2. Komponen Microwave Link

Di dalam Microwave Link terdapat beberapa komponen, berikut ini adalah komponen utama dari Microwave Link :

  • Indoor Unit (IDU)
    • berfungsi sebagai modulator-demodulator signal. Selain itu juga berfungsi sebagai forward error correction (FEC). Indoor unit biasanya di letakan dalam gedung.
  • Outdoot Unit (ODU)
    • berfungsi untuk melakukan konversi signal digital termodulasi yang mempunyai frekuensi dari rendah ke frekuensi tinggi. Daya Outdoor Unit dicatu dari Indoor unit melalui kabel koaksial. 
  • Antena
    • antena berguna untuk mentransfer energi elektromagnetik dari ruang bebas ke saluran transimisi dan sebaliknya.
  • Waveguide
    • berguna untuk meminimalisir redaman (loss) yaitu salah satu kunci dari link microwave.
  • Menara
    • Digunakan untuk menompang Microwave Antena, perhitungan dalam jumlah antena dan beban total harus benar agar tidak melampaui kapasitas beban maksimum dari menara.

3. Saluran Pada Microwave Link

Berikut ini beberapa saluran pada Microwave Link, saluran microwave dapat di bagi menjadi 3 kategori yaitu :

  • Long Haul
    • Long Haul memiliki frekuensi kerja 2-10GHz, dan pada kondisi iklim dan frekuensi yang normal dapat menempuh hingga rentang 45km - 80km. Frekuensi yang dipergunakan yaitu 2, 7, dan 10 GHz.
  • Medium Haul
    • Medium Haul memiliki frekuensi kerja 11-20GHz, panjang hop antara 40km dan 20km. Frekuensi yang digunakan adalah 13, 15, dan 18 GHz.
  • Short Haul
    • Short Haul menjangkau jarak paling pendek, dan bekerja pada jangkauan frekuensi tinggi (23-58 GHz). Frekuensi yang digunakan adalah 23, 26, 27, 38, 55 dan 58 GHz.

4. Definisi dan Singkatan Jaringan Microwave Link

  • - Backbone telekomunikasi adalah komunikasi radio terestrial yang dipakai untuk kapasitas besar (SDH STM-1).
    - Transmision Link adalah komunikasi radio terestrial yang dipakai untuk kapasitas kecil dan menengah.
    - Microwave Link adalah sistem komunikasi radio titik ke titik (point to point) melalui gelombang mikro yang antara lain digunakan pada sistem backbone telekomunikasi, dan transmision link, serta mempunyai fungsi untuk mentransmisikan informasi dari satu stasiun/titik ke stasiun/titik lain (point to point).
    - Studio Transmitter Link adalah komunikasi dari titik ke titik (point to point) yang menghubungkan stasiun penyiaran (studio) dari suatu lembaga penyiaran ke sarana pemancar dan/atau sarana transmisi (transmitter) untuk menyalurkan siaran.
    - Spurious Emission adalah emisi gelombang radio di luar bandwidth yang ditentukan.

    - Antena merupakan sub perangkat radio yang berfungsi untuk memancarkan atau menerima suatu sinyal frekuensi radio.

Apa Itu IP Address? Pengertian, Jenis, dan Fungsinya

IP Address adalah serangkaian angka yang menjadi identitas perangkat yang terhubung ke internet atau infrastruktur jaringan lainnya. Fungsinya seperti nomor rumah pada alamat, yaitu untuk memastikan agar data dikirimkan ke perangkat yang tepat. Panjang rangkaian angkanya adalah dari 0.0.0.0 sampai 255.255.255.255.

Fungsi IP Address

Saat Anda mengunjungi sebuah website, perangkat yang Anda gunakan perlu menemukan lokasi data website tersebut untuk kemudian mengambil datanya dan menyajikannya kepada Anda.

Pernah menuliskan alamat rumah lengkap dengan nomornya untuk menerima paket dari Ecommerce? Yap, seperti itulah kira-kira fungsi alamat IP ini.

Jadi, apabila diibaratkan, IP address adalah nomor rumah yang berfungsi untuk memastikan bahwa paket (data) dikirim ke rumah (perangkat) yang tepat. Dengan kata lain, fungsi IP address adalah sebagai media komunikasi bagi suatu perangkat agar permintaan untuknya diarahkan ke tujuan yang tepat melalui jaringan.

Cara Kerja IP Address

Berikut cara kerja IP address:

Pertama, komputer terhubung ke router jaringan yang biasanya disediakan oleh penyedia layanan internet (ISP). Kemudian, router akan berkomunikasi dengan server tempat website disimpan untuk mengakses file yang perlu dikirim kembali ke komputer Anda.

Komputer, router, dan server memiliki IP address tertentu yang bisa dikenali satu sama lain. Oleh karena itu, dengan alamat inilah masing-masing perangkat bisa berkomunikasi, mengambil data, dan mengirimkannya.

Jenis-Jenis IP Address

Versi IP address dibagi menjadi dua, yaitu IPv4 dan IPv6. Kemudian, IP address konsumen juga dibagi ke dalam empat jenis, yaitu privatpublikdinamis, dan statis.

Selain itu, ada juga dua jenis IP address website, yaitu shared (bersama) dan dedicated (khusus). Di bawah ini, kami akan menjelaskan setiap jenis-jenis IP secara lebih mendetail.

IPv4

IPv4 adalah alamat IP yang paling umum digunakan, dengan panjang 32-bit dan empat bagian (oktet) yang dipisahkan oleh titik. Nilai setiap oktet berkisar dari 0 – 255. Kepanjangan IPv4 yaitu Internet Protocol version 4.

Dengan kemungkinan ini, bisa disimpulkan bahwa saat ini ada sekitar 4,3 miliar alamat IPv4 yang berbeda di seluruh dunia.

Contoh IPv4 adalah seperti berikut:

  • 169.89.131.246
  • 192.0. 2.146
  • 01.102.103.104

Karena merupakan yang paling banyak digunakan, saat ini hampir semua sistem pasti bisa menangani routing IPv4 tanpa masalah. Selain itu, alamat IPv4 mendukung mayoritas topologi jaringan karena prefiksnya yang sederhana. Data dalam address packet IPv4 juga dienkripsi dengan baik untuk memastikan komunikasi yang aman antar jaringan.

IP address biasanya berupa angka desimal yang dipisahkan dengan tanda titik, contohnya 172.16.254.1. 


Jika pada sebuah octet semua angka biner bernilai satu, maka nilai desimal dalam octet tersebut adalah 255. Cara konversi dari biner ke desimal, adalah dengan memperhatikan nilai bits. Jika dilihat dari posisi bits, bits paling kanan memiliki nilai 0. Dan nilai pangkat ditambahkan untuk angka biner sebelah kirinya menjadi 1. Terus dilanjutkan sampai bits paling kiri.

 

Kita coba jabarkan IP address 172.16.254.1. Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa satu IP address terbentuk dari 32 bits, maka detailnya akan menjadi seperti dibawah ini :

 

Jika Anda benar - benar ingin memahami konsep IP address, disarankan untuk memiliki pengetahuan dasar mengenai angka biner dan desimal, baik operasi perhitungan maupun konversi dari biner ke desimal atau sebaliknya.

Sistem komunikasi

Berdasarkan bagaimana perangkat saling berkomunikasi, terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

  • Unicast, merupakan komunikasi antar sebuah host atau point-to-point. Contoh : HTTP
  • Broadcast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke semua host yang masih dalam satu jaringan. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. Contoh : ARP Ethernet.
  • Multicast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke banyak host yang bergabung dalam group multicast yang sama. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. Contoh : Video Streaming.
  • Anycast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke host atau kelompok host lain yang diset memiliki IP sama. Contoh : 6to4 relay.
Pada awal mula design network, diperkirakan konektivitas end-to-end terjadi pada seluruh host yang terkoneksi ke internet. Dan menjadi tugas IP address untuk menjadi sebuah alamat unik yang menjadi identitas sebuah host. Akan tetapi pada perkembangannya, tidak semua host butuh terkoneksi dengan dunia internet. Misalnya jaringan sebuah perusahaan yang hanya ingin masing - masing host cukup bisa berkomunikasi dengan host yang masih satu perusahaan, dan tidak perlu berkomunikasi dengan internet. Dengan adanya kasus seperti ini, maka IP address dibagi menjadi beberapa kelompok.

IP Public dan IP Private

IP Public
Public IP Address merupakan IP Address yang dapat diakses di jaringan internet. IP Public juga dikenal sebagai globally routable unicast IP address. Ketika sebuah perangkat memiliki IP public dan terkoneksi ke jaringan internet, maka perangkat tadi bisa diakses darimanapun melalui jaringan internet juga. Akan tetapi kita tidak bisa memasang sembarang IP public di sebuah device. Ada aturan mengenai alokasi IP public. Kita bisa mendapatkan Public IP Address dari pinjaman ISP atau alokasi dari APNIC/IDNIC (www.idnic.net).

IP Private

Pada arsitektur IP address, Private IP Address adalah IP Address yang diperuntukkan untuk jaringan lokal. IP private tidak boleh ada di jaringan internet dan tidak dapat diakses di jaringan internet.  Pada implementasi di jaringan real, biasanya jaringan lokal menggunakan IP Private, kemudian ditambahkan sebuah router yang menjembatani jaringan lokal yang menggunakan IP private dengan jaringan publik yang menggunakan IP Public. Untuk cakupan IP Private, Anda bisa lihat tabel IP Private di pembahasan mengenai CIDR.

IP Khusus

Selain IP Private dan IP Public, ada beberapa IP khusus lain. IP ini sudah memiliki tujuan penggunaan khusus yang sudah disepakati secara international, sehingga tidak dapat digunakan untuk pengalamatan sebuah host.



Kelas IP
Pada awal mula design IP address, IP address dibagi dalam beberapa kelas. Kelas IP dibedakan berdasarkan jumlah bits network ID. Masing masing kelas memiliki jumlah netowrk yang berbeda, dan jumlah host di tiap network yang berbeda pula. Pembagian ip address berdasarkan kelas ini sudah mulai ditinggalkan digantikan dengan sistem CIDR. Akan tetapi, ada baiknya kita coba lihat sejarah kelas IP address ini.


 
Kelas A
IP address kelas A biasa digunakan untuk jaringan dengan skala besar. Bits pertama di dalam IP address kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Bits kedua sampai bits ke delapan merupakan sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Dengan jumlah host identifier sampai 24 bits, artinya kelas A memiliki 16,777,214 host.



Kelas B
Kelas B biasa digunakan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B biasanya berupa bilangan biner 10. 14 bit berikutnya merupakan network identifier. Sisa 16 bit merepresentasikan host identifier. Ip address kelas B memiliki 65,534 host.



Kelas C
Digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama bernilai biner 110. Kemudian 21 bit selanjutnya merupakan network identifier. Dan 8 bit sisanya merepresentasikan host identifier. Dengan begitu IP address kelas C memiliki 254 host untuk setiap network-nya.



Kelas D merupakan alokasi IP address yang disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, dan Kelas E merupakan IP alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan.

Kelas D


Kelas E

Akan tetapi pada perkembangannya, alokasi kelas IP address dengan metode ini dirasa sudah tidak cocok dan sekarang kita beralih menggunakan metode Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

Subnet Mask
Subnet Mask merupakan nilai yang dibentuk dari angka biner 32 bits. sama seperti IP  address. Dari angka biner 32 bits ini, juga dipisahkan dengan tanda dot pada setiap octet. Fungsi dari subnet mask ini adalah membedakan network id dan host id. pada gambar kelas IP, kita bisa melihat alokasi nilai bits pada masing - masing identifier. Didalam subnet mask semua bit yang dialokasikan untuk network id diwakili oleh angka biner 1 sedangkan semua bit alokasi host id akan diwakili oleh angka biner 0. Selain membedakan identifier, subnet mask juga digunakan untuk menentukan letak suatu host, apakah di jaringan yang masih dalam satu segmen, atau sudah berbeda segmen.



A. TUJUAN Mengetahui konsep subnetting

  • Mengetahui fungsi gateway
  • Mensimulasikan Subnetting dengan Cisco Packet Tracer

B. DASAR TEORI

Pengertian

SubNetting adalah proses membagi sebuah network menjadi beberapa Sub-network. Subnetting hanya dilakukan pada IP addres kelas A, kelas B dan kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Prinsip subnetting adalah memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, dimana sebagaian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID host tambahan.

Kenapa Memerlukan Subnettting?

Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address

Walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Tujuan Subnetting

  • Mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
  • Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
  • Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
  • Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti (penimbunan) akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Perhitungan Subnet

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus menggunakan table yang lebih cepat.
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah:

  • Jumlah Subnet,
  • Jumlah IP dan IP Dipakai,
  • Blok Subnet (Network dan Broadcast).

Gambar 2. 1. Pembentukan Subnet dari HostID

Network dan Broadcast

Dalam setiap kelompok IP, terdapat 2 IP yang bersifat khusus

  • Network: identitas suatu kelompok IP
  • Broadcast: alamat yang digunakan untuk memanggil semua IP yang berkarespondensi

Network = IP pertama dari suatu kelompok
Broadcast = IP terakhir dari suatu kelompok

Perhitungan Subnetting dengan Binary

Diketahui ip address : 192.168.1.1/26 IP Binary : 1100000.10101000.00000001.00001010 = 192.168.1.1

  • Netmask : 1111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.255.192
  • CIDR : 8 + 8 + 8 + 2 = 26
  • Network : 1100000.10101000.00000001.00000000 = 192.168.1.0
  • Broadcast : 1100000.10101000.00000001.00111111 = 192.168.1.63
  • Ip subnet = 2(26-24) = 4 buah network
  • Jumlah IP = 2(32-26) = 64 host
  • Usable IP = 2(32-26) – (2*) = 62, *(network+broadcast)
  • Block Range = 192.168.1.0-192.168.1.63

Gambar 2. 2. Pembentukan Subnet dari perhitungan binari

Perhitungan Subnetting dengan Graph & Table

Diketahui ip address : 192.168.1.10/26

Gambar 2. 3. Graph subnetting kelas C

  • IP Binary : 192.168.1.10
  • Netmask : 255.255.255.(256-total ip/64) = 255.255.255.192
  • Network : 192.168.1.0
  • Broadcast : 192.168.1.63
  • Ip subnet = 4 buah network
  • Jumlah IP = 64 host
  • Usable IP = 62, (Jumlah IP – network+broadcast)
  • Block Range = 192.168.1.0-192.168.1.63

Subnetting Kelas C
Subnetting sangat penting untuk memanajemen jaringan karena dapat memecah blok ip ke dalam network yang lebih kecil, sehingga dapat mengefisiensi IP dalam jaringan.

Gambar 2. 4. Table subnetting kelas C

Terus apa itu SUBNET MASK?

Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST.

Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang ada digambar awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT. Atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).

C. PERCOBAAN

1. Skenario

Dalam percobaan ini kita akan mensimulasikan 2 subnet yaitu :

  • LAB 1 : 192.168.1.0/26
  • LAB 2 : 192.168.1.64/26

2 subnet diatas dihubungkan melalui sebuah router seperti terlihat pada gambar


2. Langkah percobaan

1). Buat simulasi jaringan seperti gambar diatas termasuk setting ip gateway router, ip address pc, netmask pc dan gateway pc (tidak semua pc diberikan gateway)

2). Setelah setting ip selesai, pindahkan mode ke simulasi lalu buat skenario seperti berikut (edit filter event list ke Ipv4 icmp) :

  • Kirimkan paket simple pdu dari PC 1 ke PC 3, lalu amati jalannya pdu icmp nya
  • Kirimkan paket simple pdu dari PC 1 ke PC 4, lalu amati jalannya pdu icmp nya
  • Kirimkan paket simple pdu dari PC 2 ke PC 5, lalu amati jalannya pdu icmp nya
  • Kirimkan paket simple pdu dari PC 3 ke PC 6, lalu amati jalannya pdu icmp nya

3). Setelah selesai membuat simulasi pada point 2, kembalikan mode ke Rieltime, lalu cobak lakukan tracing sebagai berikut :

  • Tracing dari PC 1 ke PC3, lalu amati hasil penelusaran routenya
  • Tracing dari PC 1 ke PC4, lalu amati hasil penelusaran routenya
  • Tracing dari PC 2 ke PC5, lalu amati hasil penelusaran routenya
  • Tracing dari PC 3 ke PC6, lalu amati hasil penelusaran routenya


Alamat IP versi 6

Alamat IP versi 6 (sering dinamakan sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang memakai protokol Internet versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis bisa mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di semua dunia

Tidak sama dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang bisa dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, walaupun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak hingga 4 miliar alamat, karena benar beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat luhur ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas anggota routing dan tabel routing.

Jenis-jenis Alamat IPv6

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

  • Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung selang dua host dalam sebuah jaringan.
  • Alamat Multicast, yang menyediakan cara untuk mengirimkan sebuah paket data ke jumlah host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
  • Alamat Anycast, yang menyediakan cara penyampaian paket data untuk anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya untuk router, bukan untuk host-host biasa.

Jika diamati dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi dijadikan alamat-alamat berikut:

  • Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer supaya bisa mengadakan komunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
  • Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer supaya bisa mengadakan komunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
  • Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer supaya bisa mengadakan komunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.

Kelebihan

Berikut beberapa kelebihan IPv6 selain ketersedian alamat unik yang banyak:

  • Lebih Cepat — tak bergantung dengan NAT (Network-Address Translation). Hal ini membuat proses transfer data bisa lebih cepat.
  • Lebih Efektif — memiliki ukuran routing table lebih sedikit dari IPv4. Ini membuat proses routing lebih tersusun rapi dan efektif
  • Lebih Aman — dibekali kemampuan enkripsi untuk membuat proses pertukaran data lebih aman. Lalu, juga lebih siap menangkal serangan ke ARP (Address Resolution Protocol) yang bisa mengalihkan trafik dan memanipulasinya.
  • Bandwidth Lebih Hemat — mendukung multicast  sehingga membuat penggunaan bandwidth lebih hemat. Sebab, pertukaran data yang rakus bandwidth bisa dikirim ke berbagai tujuan secara bersamaan. 
  • Konfigurasi Lebih Mudah — Konfigurasi IP address berjalan secara otomatis sehingga jauh lebih mudah dan praktis.
  • Lebih Cocok untuk Mobile — Koneksi pada perangkat mobile bisa lebih cepat. Sebab, koneksinya tak perlu melewati NAT yang akan memakan waktu.

Kekurangan

Berikut beberapa kekurangan IPv6 dibanding IPv4:

  • Kompatibilitas belum optimal — kebanyakan perangkat yang mengakses internet masih menggunakan IPv4. Jadi, dukungan infrastruktur dan jaringan IPv6 belum menyeluruh.
  • Tren peralihan yang lambat  — walaupun sudah dikenalkan sejak 1995, penggunaan IPv6 baru mencapai 35% saja di dunia.

IPv6 pada Website

Dengan kelebihan yang ditawarkan IPv6, banyak website po

Kelebihan

Berikut beberapa kelebihan IPv6 selain ketersedian alamat unik yang banyak:

  • Lebih Cepat — tak bergantung dengan NAT (Network-Address Translation). Hal ini membuat proses transfer data bisa lebih cepat.
  • Lebih Efektif — memiliki ukuran routing table lebih sedikit dari IPv4. Ini membuat proses routing lebih tersusun rapi dan efektif
  • Lebih Aman — dibekali kemampuan enkripsi untuk membuat proses pertukaran data lebih aman. Lalu, juga lebih siap menangkal serangan ke ARP (Address Resolution Protocol) yang bisa mengalihkan trafik dan memanipulasinya.
  • Bandwidth Lebih Hemat — mendukung multicast  sehingga membuat penggunaan bandwidth lebih hemat. Sebab, pertukaran data yang rakus bandwidth bisa dikirim ke berbagai tujuan secara bersamaan. 
  • Konfigurasi Lebih Mudah — Konfigurasi IP address berjalan secara otomatis sehingga jauh lebih mudah dan praktis.
  • Lebih Cocok untuk Mobile — Koneksi pada perangkat mobile bisa lebih cepat. Sebab, koneksinya tak perlu melewati NAT yang akan memakan waktu.

Kekurangan

Berikut beberapa kekurangan IPv6 dibanding IPv4:

  • Kompatibilitas belum optimal — kebanyakan perangkat yang mengakses internet masih menggunakan IPv4. Jadi, dukungan infrastruktur dan jaringan IPv6 belum menyeluruh.
  • Tren peralihan yang lambat  — walaupun sudah dikenalkan sejak 1995, penggunaan IPv6 baru mencapai 35% saja di dunia.


Manfaat IPv6 

Pada perkembangannya, Engineering Task Force memang memasukan banyak upgrade pada IPv6 seperti peningkatan kinerja jaringan dan juga efisiensinya.

IPv6 juga bisa meningkatkan keamanan dan memungkinkan pengurangan ukuran tabel perutean dengan membuatnya lebih tertata dan hierarkis.

Selain itu, ada banyak juga manfaat dan kelebihan lain dari IPv6 lho Golden friends! Beberapa diantaranya adalah:

  • Hemat bandwidth — berkat fitur multicast, IPv6 umumnya memang lebih hemat dalam penggunaan bandwidth.
  • Transfer data cepat — tanpa penggunaan NAT, IPv6 mampu mentransfer data antar perangkat dengan lebih cepat.
  • Efektif — IPv6 memiliki routing table dengan jumlah yang lebih sedikit dibanding dengan versi 4, membuat proses routing lebih tersusun.
  • Lebih aman — jaringan IPv6 juga mempunyai fitur enkripsi yang tentunya membuat proses transfer data menjadi lebih aman.
  • Konfigurasi yang mudah —  IPv6 juga melakukan konfigurasi IP address secara otomatis melalui SLAAC sehingga pengaturan jauh lebih praktis dan mudah.

Contoh Penerapan

Menurut Internet Society, beberapa situs web t

Manfaat IPv6 

Pada perkembangannya, Engineering Task Force memang memasukan banyak upgrade pada IPv6 seperti peningkatan kinerja jaringan dan juga efisiensinya.

IPv6 juga bisa meningkatkan keamanan dan memungkinkan pengurangan ukuran tabel perutean dengan membuatnya lebih tertata dan hierarkis.

Selain itu, ada banyak juga manfaat dan kelebihan lain dari IPv6 lho Golden friends! Beberapa diantaranya adalah:

  • Hemat bandwidth — berkat fitur multicast, IPv6 umumnya memang lebih hemat dalam penggunaan bandwidth.
  • Transfer data cepat — tanpa penggunaan NAT, IPv6 mampu mentransfer data antar perangkat dengan lebih cepat.
  • Efektif — IPv6 memiliki routing table dengan jumlah yang lebih sedikit dibanding dengan versi 4, membuat proses routing lebih tersusun.
  • Lebih aman — jaringan IPv6 juga mempunyai fitur enkripsi yang tentunya membuat proses transfer data menjadi lebih aman.
  • Konfigurasi yang mudah —  IPv6 juga melakukan konfigurasi IP address secara otomatis melalui SLAAC sehingga pengaturan jauh lebih praktis dan mudah.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

FUNGSI FUNGSI TOOLS PADA CORELDRAW

Loporan sharing

membuat jam digital mengunakan java scrip